Pembicaraan bersama teman-teman mengenai makanan yang dapat
dinikmati ketika hujan turun sekaligus menghangatkan suasana, berlangsung
beberapakali pertemuan dikelas dan diluar kelas, biasanya mahasiswa sering
nongkrong sambil bercerita. Dimulai dengan perkenalan makanan dendeng kulit
singkong sebagai ciri khas oleh-oleh dari kampung Cireundeu dan juga ubi
Cilembu dari Sumedang yang manisnya seperti madu.
Tapi yang kita soroti disini adalah dendeng kulit singkong
kaena pada awalnya tidak terfikirkan sama sekali mengenai makanan olahan yang
dianggap sebagai limbah. Karena biasanya kulit singkong ini digunakan untuk pakan
ternak, dan jarang digunakan sebagai olahan makanan. Berangkat dari
latarbelakang tersebut akhirnya kami tertarik untuk menggali lebih lanjut
mengenai oleh-oleh khas kampung Cireundeu yang katanya masyarakat adat disana
mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok pengganti beras.
Dilain hari, cuaca hari itu tengah samar-samar menjelang
hujan, percakapan dengan tokoh terkemuka kampung adat Cireundeu berlangsung
menarik karena narasumber (bapak Jajat) menyampaikan dengan bahasa sunda yang humoris
sehingga kami dibuat tertawa dengan kondisi pembicaraan yang santai. Beliau
menyampaikan sejarah awal mulanya dendeng kulit singkong dapat dikonsumsi.
Katanya berdasarkan ceita nenek moyang kampung adat
Cireundeu, bahwa sudah sejak lama masyarakat mengkonsumsi berbagai macam
makanan yang mereka tanam. karena prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat
adat kampung Cireundeu adalah “Teu Nyawah
Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga Beas Asal Bisa Nyangu,
Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat”
Maksudnya adalah tidak punya sawah asal punya beras, tidak
punya beras asal dapat menanak nasi, tidak punya nasi asal makan, tidak makan
asal kuat. Artinya agar manusia tidak ketergantungan pada satu bahan makanan
pokok saja, misalnya bahan makanan pokok negara Indonesia yaitu beras, namun
pandangan masyarakat kampung adat Cireundeu mereka memiliki alternatif dalam
bahan makanan pokok yaitu ketela atau singkong yang diolah menjadi RASI “Beras
Singkong” dan olahan lain seperti dendeng kulit singkong yang disingkat menjadi
D’Kong.
Kang Jajat setelahnya mengantarkan kami pada Ibu Neneng
selaku tim produksi dari oleh-oleh khas Kampung Cirendeu. Menurutnya olahan
kulit singkong ini muncul karena dari kebiasaan masyarakat yang menjadikan
singkong sebagai makanan pokok sejak lama. Karena yang dikonsumsi nya selalu
singkong maka inovasi yang muncul pun dari singkong.
Sebagai penyandang gelar kampung adat tentunya Kampung Cireundeu
sering dikunjungi wisatawan juga peneliti. Peneliti termasuk diantaranya dosen
dan mahasiswa. Diakui Ibu Neneng ada sekelompok mahasiswa yang ikut berbagi
ilmu nya dengan ibu-ibu dari Kampung Cireundeu. Rupanya adalah pelatihan
pemanfaatan kulit singkong yang hasilnya ialah dendeng kulit singkong.
Ilmu tersebut akhirnya diterapkan dan diajarkan pada
masyarakat Kampung Cirendeu, dan terus di produksi. Hingga saat ini pun terus
di produksi dan menjadi salah satu olahan singkong khas Kampung Cireundeu.
Bahan utama D’Kong ini selain kulit singkong adalah ikan
patin. Ternyata terdapat manfaat yang mungkin tidak banyak diketahui
masyarakat. Menurut ahli gizi Rosihan Anwar, Sgz (tribunnews, 2013) jika dilihat
dari rendahnya kadar kolesterol yang terkandung dalam daging ikan patin
(21-39mg/100 gram), maka manfaat ikan patin
sangatlah bagus dalam menjalankan program diet karena bisa mengurangi asupan
kolesterol harian.
Selain itu, kulit singkong ternyata dapat digunakan sebagai
obat untuk diare, hal ini berdasarkan pada hasil penelitian peraih medali emas
pada program Internasional Young Inventors
Project Olimpiade (IYIPO) berjudul “Analisis Pengaruh Pemberian Antibiotik
dari Tubuh Lalat Rumah terhadap Bakteri E coli dengan Metode Total Plate Count
dalam Upaya Pengobatan Penyakit Diare Manusia”. Kulit singkong mengandung
karbon aktif yang ternyata mampu menyerap 99,98% kandungan tembaga air limbah
(Pimpii, 2016). Dalam perut manusia berfungsi sebagai pemisah kandungan bahan
makanan yang dapat diserap atau dibuang sebagai limbah yang akan dikeluarkan
dari tubuh kita.
Jika anda tertarik untuk mencicipi dendeng kulit singkong
anda bisa berkunjung ke Kampung Adat Cirendeu yang terletak di Kecamatan Leuwi
Gajah Kota Cimahi. Dendeng kulit singkong ini bisa anda dapatkan di balai desa
Kampung Cirendeu. Namun bagi anda yang kesulitan untuk datang ke sana dan
tertarik ingin mencobanya, anda bisa menghubungi kontak D’Kong yang tertera di
tautan kontak atau melalui instagram D’Kong di @dkong.bdg.
- 06.48
- 0 Comments